Jumat, 12 Februari 2010

Hufttt.....

WASHINGTON--Seorang mahasiswa AS ditahan di bandara karena kedapatan membawa kartu-kartu bertuliskan bahasa arab. Nicholas George mahasiswa asal California yang berusia 22 tahun itu, sempat diinterogasi selama lima jam dikaitkan dengan terorisme.

Ia sempat diborgol dan diperlakukan layaknya pesakitan. George melalui Organisasi pembela hak-hak sipil, American Civil Liberties Union (ACLU), kemudian mengajukan tuntutan terhadap agen FBI dan polisi. Akibat penahanan di bandara itu, George ketinggalan pesawat ke California dan terpaksa bolos kuliah.

Ia juga memprotes penahanannya yang dikaitkan dengan buku yang dibawanya, yang berjudul "Rogue Nation: American Unilateralism and the Failure of Good Intentions," karangan Clyde Prestowitz.

Pemeriksaan yang dilakukan oleh staf Administrasi Keamanan Transportasi AS (TSA) menahan George dan ia merasa hal itu merupakan pelecehan berat. Selama berjam-jam ia dicecar pertanyaan seputar pandangannya mengenai peristiwa 9/11.

George ditanya apakah dia tahu "siapa yang melakukan 9 / 11," bahasa apa yang digunakan pemimpin Al Qaidah Osama bin Laden dan mengapa kartu-kartu bahasa inggris-arab itu "mencurigakan."

Ia kemudian diborgol dan ditinggalkan di sel terkunci selama dua jam sebelum dua agen FBI menginterogasinya. ACLU menambahkan bahwa klien mereka tidak pernah diberitahu tentang hak-haknya atau menjelaskan mengapa ia ditahan.

George mengambil jurusan fisika sekaligus studi Timur Tengah belajar di Pomona College, California. Saat diinetrogasi, ia juga ditanyai tentang perjalanannya ke negara-negara muslim dan berbahasa Arab, termasuk Yordania di mana dia menghabiskan satu semester belajar di luar negeri, dan yang juga dicecar mengenai siapa saja yang ia temui di sana.

"Sebagai orang yang bepergian dengan pesawat, saya ingin petugas bandara melakukan tugas mereka untuk menjaga penerbangan aman, tapi saya tidak mengerti bagaimana menahan dan melecehkan saya hanya karena aku membawa flashcards membuat orang lebih aman" paparnya seperti dilansifr AFP.

Gugatan ini menitikberatkan pada tuduhan pelanggaran hak konstitusional untuk kebebasan berbicara dan untuk bebas dari tekanan yang tidak masuk akal.

George telah belajar bahasa Arab sejak tahun pertamanya di universitas untuk dapat membaca dan memahami apa yang sedang dilaporkan dan diperdebatkan di surat kabar Timur Tengah, program televisi dan publikasi atau media lain.

Dengan menggunakan kartu-kartu kecil, bertuliskan huruf arab di satu sisi dan artinya dalam bahasa inggris di sisi lain, ujar George, sangat membantunya belajar bahasa. George mengaku belajar bahasa Arab karena bahasa ini digunakan oleh puluhan juta orang di seluruh dunia dan ia menganggap tidak ada salahnya dengan itu. "Apa salahnya belajar baasa Arab," tukasnya.

Pengacara ACLU menganggap langkah ini merupakan pelecehan dan hambatan bagi para pengguna transportasi udara, buang-buang waktu dan pelanggaran Undang-Undang Dasar."


LONDON--Pangeran Charles Senin (8/2), waktu setempat, hadir sebagai tamu kehormatan pada perayaan budaya Muslim Sufi di negeri itu.

Calon raja Inggris itu disambut oleh para seniman, para pemimpin agama dan musisi ketika ia tiba di Manchester United, sebelum masuk ke sebuah aula. Setelah berada di dalam aula Charles dihibur dengan whirlers dalam pakaian tradisional, dengan bacaan Alquran.

Syekh Mohammed Hisyam Kabbani, pemimpin spiritual sufi, mengatakan kepada Charles bagaimana ia dan ibunya, Ratu Elizabeth, ada dalam "hati" mereka.

Aksi Spiritual dilakukan dalam rangka meramaiakan perayaan "kontribusi budaya dan warisan sufi kehidupan modern Inggris, dan menekankan pentingnya kebebasan beragama dan berekspresi dalam kehidupan kaum muda."

BELGRADE, Serbia--Bantuan mampet akibat tekanan pemerintah, lembaga pendidikan Islam di Serbia berisiko bubar karena tak ada dana.

"Lembaga pendidikan kami menghadapi krisis yang menghentikan dari kegiatan menyebarluaskan ajaran," ujar Mufti Besar sekaligus kepala Syekhdom Islami di Serbia, Syekh Muamer Zukorlic, Selasa (9/2)

"Itu merupakan efek dari sikap politik kami yang bertentangan dengan pemerintah Serbia," kata Muamer.

Muamer menyalahkan pemerintah yang berupaya membatasi perluasan lembaga Syekhdom. "Pemerintah menggunakan kebijakan untuk mengeringkan sumber keuangan kami yang selama ini mendanai proyek dan keberlangsungan institusi," keluhnya.

Pemerintah telah menahan aliran dana ke Syekhdom meski undang-undang Serbia membolehkan pemberian bantuan kepada organisasi keagamaan.

"Mereka juga menekan pengusaha yang selama ini menjadi donatur proyek-proyek Syekhdom untuk menghentikan bantuan. Tentu saja donasi pun mengering karena pengusaha takut bisnis mereka terancam," kata Muamer.

"Pemerintah bahkan meluncurkan kampanye lewat media yang menentang keberadaan Syekhdom untuk mencoreng citra dan meruntuhkan kepercayaan publik."

Syekhdom kini mengelola tujuh taman kanak-kanak dengan 1.000 siswa dan tiga sekolah dasar yang mengajar 500 anak.

Organisasi itu juga menjalankan fakultas kajian Islam di Universitas Internasional Novi Pazar yang total memiliki 4.000 mahasiswa.

"Meski kami tetap merasa perlu memperluas cakupan lembaga demi memelihara identitas, krisis ini telah memaksa kami menghentikan proyek-proyek baru, "tutur Muamer.

Muamer juga meminta masyarakat Muslim di luar negeri agar memberi bantuan kepada Syekhdom
untuk mengatasi krisis keuangan. "Tidak ada pilihan selain menggantungkan pada bantuan luar negeri demi membuat sekolah-sekolah kami tetap buka.

Serbia memiliki warga Muslim sebagai kaum minoritas dengan jumlah sekitar setengah juta jiwa. Mayoritas Muslim Serbia merupakan etnis Bosnia dan Albania.

Bantuan Mendesak

Fakultas Kajian Islam adalah sala satu lembaga pendidikan yang terancam tutup akibat kekurangan dana. "Para guru besar tidak dibayar selama beberapa bulan," ujar sang dekan, Almir Pramenkovic

Fakultas memiliki 300 siswa dan 45 guru besar. "Krisis yang dimulai dua tahun lalu, kian meningkat dalam beberapa bulan terakhir."

"Staf akan terpaksa mencari pekerjaan lain bila krisis terus berlanjut,"

Kondisi seret dana juga berdampak pada sekolah dasar GAZI ISA BEG. "Banyak generasi lulus dari sekolah ini," ujar kepala sekolah, Mustafa Fretic. Dibangun pada abad ke-16, sekolah dianggap sebagai yang tertua di kawasan Sanjak, Serbia.

Lembaga itu memiliki 328 siswa dan 95 staf.

"Agar membuat sekolah itu menjalankan perannya, kami perlu dana mendesak untuk membayar guru yang telah tak digaji selama berbulan-bulan," tutur Fretic. "Sekolah ini terancam bubar."

Pramenkocvic, sang dekan Fakultas Kajian Islami juga meminta hal senada. "Kami butuh bantuan segera untuk melanjutkan peran pendidikan yang sejalan dengan ajaran Islam moderat."

ROMA--Ibukota Italia, Roma akan membuka supermarket pertama yang menyediakan counter daging halal pada Sabtu (6/2) besok, di mana umat Islam akan mampu membeli daging yang disembelih sesuai dengan prinsip-prinsip Islam serta produk halal lainnya.

Imam masjid di Roma, Florence dan Ravenna, direncanakan akan menghadiri acara pembukaan supermarket Ipercoop di bagian selatan wilayah Casilina Roma itu. Supermarket ini juga menyediakan hidangan tradisional Arab.

Imigran Muslim dan para mualaf dapat membeli di tukang daging halal, tapi belum bisa menemukannya di supermarket, dan counter daging halal dapat membantu mengintegrasikan Muslim di Italia, ungkap beberapa orang.

"Ini adalah kesempatan untuk lebih saling memahami dan mencari peluang-peluang baru untuk dialog, saling mengerti dan koeksistensi --bahkan di dalam supermarket," kata penyelenggara acara dalam sebuah pernyataan yang diposting ke website lintas keyakinan Italia: ildialogo.org.

KAIRO--Ulama termuka Mesir telah mengeluarkan sebuah fatwa yang melarang penggunaan situs jejaring sosial populer Facebook karena dianggap dapat menjadi ajang perselingkuhan dan merusak keutuhan rumah tangga.

"Seorang Muslim dianggap 'berdosa' jika menggunakan situs tersebut," kata dekrit keagamaan yang ditulis Syekh Abdel Hamid al-Atrash, mantan kepala komisi fatwa Universitas Al-Azhar di Kairo, salah satu otoritas tertinggi di dunia Islam Sunni.

Data statistik menunjukkan angka perceraian meningkat sejak munculnya Facebook dan meningkatnya ketidaksetiaan pernikahan, tambah dia. "Ini merupakan instrumen yang menghancurkan bangunan rumah tangga karena mendorong pasangan untuk memiliki hubungan dengan orang lain yang melanggar hukum syariah Islam," tegas al-Atrash, seperti dikutip oleh harian pan-Arab Al-Sharq al-Awsat Kamis (4/2), waktu setempat.

"Sementara salah satu dari suami-istri bekerja mencari nafkah, yang lain melakukan chatting online dengan orang lain, membuang-buang waktu dan meremehkan syariah. "Ini membahayakan keluarga Muslim," kata Al-Atrash.

PARIS--Seorang perempuan di bagian pengawasan di kantor polisi Paris yang diskors karena memakai jilbab saat bertugas akan menghadapi komite disipliner, kata beberapa sumber yang dekat dengan penyelidikan tersebut, Rabu.
Pada November 2009, polisi prefektur Paris menskors Nora B., yang dijadwalkan diajukan ke komite tersebut Kamis, karena melanggar kewajiban bersikap netral sewaktu bertugas.

Nora B., petugas pengawas berseragam yang memiliki tugas berkeliling ibu kota Prancis, menolak untuk menandatangani perintah penskoran dan "memicu ketegangan" dengan terus bekerja sambil memakai jilbab. Kementerian Dalam Negeri Prancis mengatakan "keputusan" itu telah diambil oleh prefektur Paris, "dengan menggunakan wewenangnya sebagai polisi kotapraja" di ibukota.

Nora B. menghadapi prosedur serupa pada 2004 tapi setuju untuk membuka jilbabnya setelah pertemuan dengan pejabat polisi prefektur Paris saat itu, Jean-Paul Proust. Piagam sekuler Prancis dari 2007 meminta pegawai negeri agar tidak memperlihatkan kepercayaan agama mereka saat bertugas.

Kasus tersebut muncul di tengah perdebatan nasional mengenai apa artinya menjadi orang Prancis, dan pemerintah mengupayakan peraturan yang melarang pemakai burqa, pakaian Muslimah yang menutupi tubuh dari kepala sampai kaki, dengan alasan itu "tidak sesuai" dengan nilai-nilai Prancis.

Satu jajak pendapat baru-baru ini memperlihatkan 57 persen orang Prancis mendukung peraturan yang melarang pemakaian penutup diri penuh, dan satu laporan parlemen telah menyatakan pakaian semacam itu dilarang di sekolah, rumah sakit, kantor pemerintah dan angkutan umum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar