Rabu, 27 Januari 2010

Korp Simpatik Ajengan Ubed

HIDUP BERSIH

Moga dengan memahami kebesihan dalam berbagai aspek, kita dapat menagamalkannya sehingga mendapat mahabbah dari Allah Yang Maha Bersih/Suci.

"Kebersihan adalah sebagian daripada iman".

Ini adalah sebuah nasehat tentang sebuah kebersihan. Bukan dari penulis yang awam ini. Tapi dari Muhammad Saw, utusan Allah yang baik akhlaknya dan indah rupanya. Kata-kata beliau selalu singkat, tapi padat, mengandung banyak arti. Maklum, beliau memang dikenal pendiam, hanya berkata yang perlu dan hanya yang baik-baik saja. Dalam sejarahnya nabi kita ini hidup bersahaja, tapi mampu "menaklukkan" dunia dalam waktu yang cukup singkat, 25 tahun. Maka tak heran jika Michael Hart memasukkan beliau ke dalam urutan nomor satu dalam "A Hundred of The Most Influenced People in History", Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah.

Mari kita telusuri makna Hadis di atas.

Kesucian dan kebersihan tidak cukup hanya dalam pandangan lahir saja. Tapi, kebersihan mencakup dua-duanya, lahir dan bathin, perilaku, amal perbuatan manusia, bahkan di setiap lini kehidupan musti bersih dari segala keburukan. Ini yang disebut dengan kebersihan di atas.

Lebih jelasnya, poros-poros kebersihan ada enam:

þ kebersihan tubuh.
þ kebersihan iklim, cuaca dan udara dari polusi.
þ kebersihan tempat dan lingkungan dari segala sesuatu yang membahayakan.
þ kebersihan air, sungai, dan laut.
þ kebersihan anggota badan dari amal buruk dan maksiat.
þ kebersihan bathin dari akhlak tercela.

Kalau masyarakat menginginkan hidup lebih baik dan nyaman dari segala penyakit, maka tentunya mereka harus memenuhi kebersihan enam hal di atas. Mereka harus takhali (membersihkan diri dari segala macam keburukan atau kejahatan). Kalau tahap ini sudah terpenuhi, maka masyarakat kita tinggal melangkah ke fase selanjutnya, yaitu tahalli (menghiasi diri dengan amal kebajikan atau fadhilah-fadhilah). Tentunya tak mungkin memakai make-up (tahalli) sebelum membersihkan muka terlebih dahulu (takhalli).

Lalu, apa sih fadhilah itu? Fadhilah adalah keutamaan-keutamaan dalam ibadah. Kita mengenal arti wajib, yaitu "sesuatu yang harus kita lakukan". Kita juga tahu makna hak yaitu "sesuatu yang wajar kita terima". Nah, fadhilah adalah kualitas amal kebajikan yang eksistensinya berada satu tangga di bawah kewajiban. Dalam bahasa Inggeris biasanya disebut dengan virtue, morality atau moral excelence. Masyarakat kita lebih mengenalnya dengan "sunnah". Contohnya apa? Ya macam-macam. Dalam aktifitas sosial, misalnya: membantu sesama, menjadi relawan, sering membantu kegiatan amal, dan banyak lagi yang lainnya. Dalam ritual ibadah: sholat sunnah (sebelum atau sesudah sholat wajib), sholat tahajjud, sholat Dhuha, sholat tasbih dan lain-lain.

Yang jelas fadhilah-fadhilah itu harus dilakukan sesudah melakukan pembersihan badan, lingkungan, jiwa, dan hati seperti di atas.

Di banyak tempat Rasulullah SAW menerangkan keutamaan-keutamaan bersuci dan hidup bersih. Misalnya saja beliau menjelaskan keutamaan berwudhu dan pengaruhnya kelak di alam Akherat. Konon pada suatu saat anggota badan kita bersinar-sinar, penuh cahaya karena wudhu.

Rasulullah bersabda:

Pada hari Kiamat umatku dikembalikan ke dalam telaga. Dan akulah orang yang paling menjaganya, seperti seseorang menjaga onta lainnya, daripada ontanya sendiri. Para sahabat bertanya, "wahai Rasulallah, apakah engkau mengenal kami?". Rasulullah menjawab, "Benar. Untuk kalian, meskipun bukan salah seorang dari kalian, kalian akan dikembalikan kepadaku dalam keadaan buta dan tak beralas kaki karena bekas wudhu. Dan menghalang-halangi dariku salah satu kelompok kalian dan mereka tidak menunaikan sholat. Maka aku berkata, "Ya Tuhan, mereka adalah sahabat-sahabatku". Malaikat menjawab, "Apakah kamu tahu apa yang terjadi setelahmu?".

Dalam Hadis lain Rasulullah bersabda:

Barangsiapa berwudhu dengan sebaik-baiknya, kemudian ia menunaikan shalat dua rakaat, jiwanya tidak dikotori sesuatupun yang bersifat duniawi, maka keluarlah dosa-dosanya bagai hari kelahirannya dari rahim ibunya.

Islam juga mengajak para kawula muda untuk menjaga perilakunya agar tidak mengganggu lalu lintas di jalan. Budaya mejeng, atau magang di mal-mal sebetulnya bukan budaya yang berasal Islam. Sebab selain hanya menghambur-hamburkan waktu, banyak efek negatif lain yang ditimbulkannya. Beberapa penelitian banyak mengungkapkan sisi negatif tersebut. Contoh kecilnya adalah sampah yang berserakan dan mengganggu orang yang lewat.

Pada suatu hari Rasulullah menyaksikan para sahabat 'ngerumpi' di jalan. Karena kebetulan sedang melewati tempat itu, Rasulullah memberi nasehat, "kalian jangan duduk-duduk di jalan". Para sahabat menyahut, "kami tidak punya pilihan lagi. Ini adalah tempat kami berbincang-bincang". Lantas Rasulullah berkata lagi, "kalau kalian menolak kecuali tetap duduk di situ, maka berikanlah hak jalan". Para sahabat bengong tak mengerti. "Hak jalan yang dimaksud apa, wahai Rasulullah?", tanya sahabat kemudian. Sambil tersenyum Rasulullah bersabda, "menjaga pandangan, tidak mengganggu, menjawab salam, menyuruh berbuat berbuat baik dan mencegah perbuatan mungkar".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar